Assalamu’alaikum..
^_^
Kenalan
dulu yah,, nama gua Maya Mega Safitri biasa dipanggil Maya..
Sekarang gua duduk di kelas 12 alias kelas 3 di SMK Negeri 3 Karawang. Walaupun gua tinggal di Karawang, tapi darah gua tuh kentel sama adat dan budaya Jakarta. Babeh gua lahir di Kampung Sawah, trus nyak gua lahir di Senayan. Tapi orang tua nyak gua asli jawa, kaga kaya babeh gua, betawi tulen.. J
Sekarang gua duduk di kelas 12 alias kelas 3 di SMK Negeri 3 Karawang. Walaupun gua tinggal di Karawang, tapi darah gua tuh kentel sama adat dan budaya Jakarta. Babeh gua lahir di Kampung Sawah, trus nyak gua lahir di Senayan. Tapi orang tua nyak gua asli jawa, kaga kaya babeh gua, betawi tulen.. J
Gua
sendiri lahir di Kunciran, Jakarta Selatan. Tapi kata nyak gua, gua disono cuma
3 bulan doang, gara-gara kerjaan babeh gua pindah ke Karawang. Jadi mau ga mau
keluarga kudu ngikut.. hehe..
Ups,
kok malah jadi ngebahas silsilah sama kerjaan babeh gua yah?? Hahaha….
Di
blog ini, gua mau berbagi ilmu tentang adat dan budaya betawi,, soalnya,
sekarang udah banyak orang-orang betawi nyang kagak peduli sama adat dan
budayanya. Miris yah?? Nih, sedikit yang gua tau tentang adat, budaya, seni,
kepercayaan, dll..
Seni dan Kebudayaan Betawi
Budaya Betawi merupakan budaya mestizo,
atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Hindia-Belanda, Batavia (kini Jakarta) merupakan ibu kota Hindia Belanda
yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami
Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis.
Selain dari penduduk Nusantara, budaya Betawi juga banyak menyerap dari budaya
luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta
agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan
pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat
dan provinsi Banten.
Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun
budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar alam di Situ Babakan.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan
oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke
wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya
Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya
barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ
Babakan.
Bahasa
Sifat campur-aduk dalam dialeg Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan
hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari
daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia
juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut
sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda
Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari
Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan
Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa
Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai
bahasa nasional.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahas Sunda
seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal
dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi
Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang
digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi
Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi
tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi
"é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a". Dialek Betawi pusat atau
tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal
dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi
di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen,
Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara). Dialek
Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa,
Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat.
Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan
Aminah Cendrakasih, karena mereka memang berasal dari daerah Kemayoran
dan Kramat Sentiong. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran
adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka
mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas
menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati
seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.
Kesenian
Betawi
Keberadaan budaya Betawi, termasuk
kesenian tradisionalnya dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater,
nyanyian, musik, dan sebagainya, merupakan aset wisata yang eksotik. Sudah
sepatutnya berkembang sebagaimana kesenian tradisional dari etnis lain.
Tak sedikit tim kesenian dari Indonesia yang diwakili Betawi pentas keliling
dunia, mendapat sambutan luar biasa di berbagai manca negara. Sementara di
Tanah Airnya sendiri seolah kurang mendapat tempat. Bahkan regenerasinya pun
acap mengalami kendala.
Saat ditemui di kediamannya, kawasan Cipayung Jakarta, Mpok Nori, salah seorang
generasi senior kesenian tradisional Betawi, mengungkapkan bahwa saat ini
kesenian yang digelutinya tak sepopuler tahun 70-80-an saat keemasan karirnya.
Kendalanya, selain besarnya pengaruh globalisasi, generasi muda Betawi juga
sangat sedikit yang mau mempelajari sekaligus meneruskan kesenian tradisi
mereka.
Nah, supaya kita lebih mengenal apa saja budaya Betawi dalam bentuk kesenian
tradisional tersebut? Nyok kite kenal lebih jauh…
Musik
Dalam bidang kesenian,
misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa,
tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan
latar belakang Portugis-Arab,
dan Tanjidor
yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
Gambang Kromong
Gambang Kromong
Setiap mendengar gambang kromong ingatan
kita langsung tertuju pada musik khas Betawi. Tapi sejarah musik ini
awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan
digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong.
Sementara
alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong,
kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes
gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang
bernama Nie Hu-kong.
Tak heran, sebuah grup gambang kerap
memainkan lagu-lagu Cina yang biasanya dibawakan secara instrumental.
Konon, sekitar abad ke-delapan belas warga Batavia (Jakarta) sangat
menyukai permainan musik, lantaran itulah tidak sedikit peranakan
Tionghoa yang menggabungkan permainan bermacam-macam alat musik
dikolaborasikan dengan tari-tarian cokek.
Selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi
oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada
sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda,
Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup
Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki
untuk memeriahkan pesta.
Tak heran, secara sepintas, bunyi
orkes Tanjidor sangat mirip dengan lagu-lagu dalam kelompok marching
band, tapi lagu-lagu barat berirama imarsi maupun wals yang dimainkan
oleh para pemain tanjidor sudah sulit dilacak asal-usulnya, mengingat
sejak awal keberaadannya dikembangkan sesuai selera sekaligus kemampuan
ingat para juru panjaknya dari generasi ke generasi.
Sampai
saat ini, Tanjidor masih ditampilkan untuk menyambut tamu, memeriahkan
arak-arakan atau mengiringi pengantin. Namun dalam perayaan HUT Jakarta
biasanya ditampilkan sebagai salah satu peserta festival. Menyebut
Tanjidor, tampaknya identik dengan tokohnya, Marta Nya’at.
Pernah dengar keroncong tugu? Ini adalah musik
Betawi yang banyak mendapat pengaruh dari budaya Barat khususnya dari Eropa
Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini berkembang di kalangan warga Tugu, mereka
adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara
Portugis yang dibebasin dari tawanan Belanda. Setelah memeluk agama Kristen,
mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja
Jakarta Utara. Di kampung tersebut, terdapat gereja yang dibangun tahun
1600-an.
Musik keroncong tugu sendiri biasanya dibawakan
oleh warga Tugu sejak tahun 1600-an setiap malam bulan purnama, sambil
bergerombol menikmati malam bulan purnama di pinggir sungai, ataupun dibawakan
untuk mengiringi lagu-lagu gereja dalam acara kebaktian. Alat-alat musik
keroncong tugu sejak awal dilahirkan terdiri dari keroncong, biola, ukulele,
banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.
Orkes Gambus
Orkes Gambus
Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah
Betawi, hal ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta
terdapat puluhan grup orkes gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di
acara pesta perkawinan untuk mengiringi para penyanyi gambus baik laki
maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan lagu-lagu gambus dengan
lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab.
Agar lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Mungkin lantaran grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi, grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, lantaran peminatnya masih saja ada.
Bahkan beberapa artis gambus kerap lahir lantaran jam terbangnya dari pesta ke pesta cukup/sangat tinggi. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar etnis Betawi, Arab dan India.
Rebana
Selain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah. Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair yang dibawakan oleh para pemain musiknya.
Agar lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Mungkin lantaran grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi, grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, lantaran peminatnya masih saja ada.
Bahkan beberapa artis gambus kerap lahir lantaran jam terbangnya dari pesta ke pesta cukup/sangat tinggi. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar etnis Betawi, Arab dan India.
Rebana
Selain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah. Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair yang dibawakan oleh para pemain musiknya.
Jenis-jenis musik rebana, misalnya rebana
ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang. Biasanya, musik rebana
(khususnya rebana biang) digunakan untuk memeriahkan pesta maupun arak-arakan.
Tokoh rebana adalah H. Abdul Rahman.
Orkes Samrah
Orkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu), seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.
Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.
Tari Silat
Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dan lain-lainnya. Di kalangan masyarakat Betawi sendiri dikenal bermacam aliran silat, sebut saja aliran Kwitang, aliran Tanah Abang maupun aliran Kemayoran.
Orkes Samrah
Orkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu), seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain.
Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabni.
Tarian Betawi
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan
antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya tari
Topeng Betawi, Yapong yang dipengaruhi tari Jaipong Sunda, Cokek dan lain-lain. Pada awalnya, seni tari di Jakarta
memiliki pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Yapong dengan kostum penari
khas pemain Opera Beijing.
Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama
juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.Tari Silat
Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng dan lain-lainnya. Di kalangan masyarakat Betawi sendiri dikenal bermacam aliran silat, sebut saja aliran Kwitang, aliran Tanah Abang maupun aliran Kemayoran.
Sementara gaya dalam tari silat yang paling
terkenal disebut gaya seray, gaya pecut, gaya rompas serta gaya bandul. Tari
silat Betawi sendiri menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti oleh
masing-masing penari. Selain tari silat, Betawi juga memiliki banyak
tari-tarian lain.
Tari Topeng
Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang
dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun
memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang
mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi
memakai bahasa Betawi.
Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
Lenong
Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan.
Tari Topeng
Dalam topeng betawi sendiri ada tiga unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
Drama Betawi
Salah satu drama tradisional Betawi yaitu Lenong. Pementasan
lakon tradisional ini biasanya menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat
Betawi, dengan diselingi lagu, pantun, lawak, dan lelucon jenaka. Kadang-kadang
pemeran lenong dapat berinteraksi langsung dengan penonton.Lenong
Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan.
Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari
bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar,
wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara lenong preman disebut-sebut sebagai
perkembangan dari wayang sironda.
Yang cukup signifikan dalam perbedaan
penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa
Melayu halus, sedang Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi
sehari-hari.
Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal yang
lahir dan terkenal dari kesenian ini cukup banyak. Sebut saja H. Bokir (alm),
Mpok Nori sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan
H.M. Nasir T (Bang Nasir).
Topeng Betawi
Budaya Sunda ternyata juga mempengaruhi budaya Betawi. Salah satunya dalam kesenian Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.
Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
Wayang Betawi
Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda.
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
Ondel-Ondel
Entah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang
pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan
ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar
pesta sunat anak.
Budaya Sunda ternyata juga mempengaruhi budaya Betawi. Salah satunya dalam kesenian Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.
Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
Wayang Betawi
Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin secara geografis memang lebih dekat. Misalnya dalam hal penggunaan bahasa. Dalam wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda.
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
Kepercayaan
Sebagian besar Orang Betawi menganut
agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen: P rotestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku
Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan
campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa,
raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis
membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kelapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda
Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara. Selain itu orang Betawi juga pecaya dengan adanya leluhur yang sudah mati tetapi masih tetap
hidup.Ondel-Ondel
Boneka besar setinggi sekitar 2 meter
tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya
yang masih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir
roh jahat setiap ada hajatan. Bagian wajah berupa topeng (disebut kedok),
sementara rambut kepalanya dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat
warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya
dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan
sebagai pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap
bulan Juli tiba.
Makanan Khas Betawi
Kota Jakarta memiliki beragam masakan khas sebagai ksekayaan kuliner
Indonesia. Sebagai kota metropolitan Jakarta banyak menyediakan makanan
khas tidak hanya dari indonesia tapi juga bertaraf internasional.
Salah satu ciri dari makanan khas Jakarta adalah memiliki rasa yang
gurih. Makanan khas jakarta tersebut sangat nikmat jika di nikmati
sembari minum teh. Makanan-makanan khas dari Betawi atau makanan khas
DKI di antaranya adalah:
1. Kerak Telor
1. Kerak Telor
Makanan khas yang satu ini identik dengan event Pekan Raya Jakarta
(PRJ). Anda bisa membeli setiap ada PRJ di selenggarakan. Sekarang ini,
makanan kerak telor yang asli betawi ini menjadi makanan langka.
Kerak telor memiliki rasa yang gurih. Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat kerak telor yaitu beras ketan putih, telur ayam atau bebek, udang yang digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir.
2. Kembang Goyang
Kerak telor memiliki rasa yang gurih. Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat kerak telor yaitu beras ketan putih, telur ayam atau bebek, udang yang digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir.
2. Kembang Goyang
Makanan khas Betawi Jakarta ini, kini juga sudah mulai jarang ditemui. Rasanya yang gurih sangat sesuai untuk dijadikan sebagai teman minum teh.
3. Roti Buaya
Makanan khas DKI jakarta ini sering di jumpai saat ada upacara lamaran. Makanan dengan bentuk buaya ini penciptaannya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya menikah sekali sepanjang hidupnya. Oleh karena iti roti buaya sering dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Roti buaya ini biasanya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi.
4. Kue Rangi
Makanan khas DKI jakarta ini sering di jumpai saat ada upacara lamaran. Makanan dengan bentuk buaya ini penciptaannya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya menikah sekali sepanjang hidupnya. Oleh karena iti roti buaya sering dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Roti buaya ini biasanya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi.
4. Kue Rangi
Makanan khas dari Betawi ini kini juga jarang ditemui. Kue ini terbuat
dari tepung kanji yang dicampur dengan kelapa yang sudah diparut kasar.
Untuk mendapatkan hasil yang bagus, dulu pada saat proses pembuatannya
orang memanggang kue rangi ini dengan menggunakan api yang berasal dari
kayu bakar atau arang. Kue yang di hasilkan menjadi lebih wangi dan
harum.
Cerita rakyat
Cerita rakyat yang berkembang di Jakarta
selain cerita rakyat yang sudah dikenal seperti Si Pitung, juga dikenal cerita rakyat lain seperti serial Jagoan Tulen atau si jampang yang mengisahkan jawara-jawara
Betawi baik dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal
"keras". Selain mengisahkan jawara atau pendekar dunia persilatan,
juga dikenal cerita Nyai Dasima yang menggambarkan kehidupan zaman kolonial. creita
lainnya ialah Mirah dan Marunda, dan yang lainnya.
Senjata khas Jakarta adalah bendo atau
golok yang bersarungkan terbuat dari kayu.
Profesi
Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi
atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing.
Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para
petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak
menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll.
Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan
pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan
Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana
tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai
disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban
banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski
kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan
profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi
gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi
eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan
kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena
asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara,
Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing
kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar
masing-masing.
Perilaku dan sifat
Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat
Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan
teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari
mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi
antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun kadang-kadang dalam
beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga
sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama
yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai
pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi
dan pendatang dari luar Jakarta.
Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
Walaupun
gua gede di Karawang, dan Cuma 3 bulan doang di Jakarta, gua tetep bangga dan peduli sama Jakarta. Tapi, ga Cuma
itu aja, gua juga seneng kok sama kota Karawang. Apalagi sekarang Karawang lagi
banyak pembangunan dan bikin Karawang jadi semakin berkembang..
Semoga blog gua bermanfaat buat kalia..
Terus budayakan adat dan budaya lo yaa..
Semoga blog gua bermanfaat buat kalia..
Terus budayakan adat dan budaya lo yaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar